Memfilosofikan kopi bisa dikatakan memberi
pandangan hidup dan memaknai kehidupan dari secangkir kopi. Tidak banyak orang
yang dapat memfilosofikan kopi berdasarkan jenisnya termasuk saya. Setiap jenis
kopi punya filosofinya masing-masing. Filosofi tersebut akan timbul dari peramu
yang sangat paham akan karakter suatu jenis kopi sehingga ia dapat
memfilosofikannya dalam kehidupan. Mungkin diawal artikel ini
teman-teman coffee break menganggap bahwa judul tersebut terkesan ikut-ikutan
dari film Filosofi Kopi, bener gak? Atau memang teman-teman belum banyak yang
tau tentang film tersebut?
Nah, di dalam artikel ini saya tidak ingin menceritakan
bagaimana jalan cerita film Filosofi Kopi karena saya pikir teman-teman coffee
break bisa mendownloadnya sendiri. Namun inti dari film tersebut adalah bagaimana
usaha serta jeri payah seorang peracik kopi demi mendapatkan racikan kopi yang
bukan hanya memiliki aroma yang enak namun rasa yang nikmat. Selain itu film
ini juga mengajarkan kita dalam memaknai secangkir kopi dalam kehidupan kita. Memang
terdengar hal sepele. Namun tidak bagi mereka yang senang akan dunia puitis. Dalam
film Filosofi Kopi juga mengajarkan kita bahwa kenikmatan kopi bukan berasal
dari sehebat apa kita meraciknya, melainkan kenikmatan kopi berasal dari
seiklas apa kita merawat dan menyayangi tanaman kopi layaknya orang yang kita
cintai. Sesempurna apapun kopi yang kamu buat, kopi ya tetap kopi, punya sisi
pahit yang tak mungkin kamu sembunyikan.
Hidup memang
terkadang ada yang pahit, namun juga ada sisi manisnya. Dan itu bisa terjadi
kepada siapa saja. Secangkir kopi dapat menggambarkan sisi-sisi kehidupan diri
kita, maka tidak heran secangkir kopi dapat hadir dengan berbagai varian dan
sajian. Ngopi adalah hal yang sangat umum, dari pelosok desa sampai
metropolitan pun sudah tak asing dengan yang namanya ngopi. Namun masalah
selera dikembalikan pada masing-masing pribadi. Penilaian terbaik akan kopi
tidaklah sama, yang bisa kita lakukan adalah belajar mengapa kopi itu dikatakan
terbaik dan setiap orang dapat berbagi untuk itu dengan melihat dari berbagai
sisi.
Melihat film ini,
mampu membuka diri bahwa meneguk secangkir kopi tidak sekedar menikmatinya
namun juga melihat makna di baliknya, apa pun kopi itu serta penyajiannya. Namanya
kopi walaupun dikatakan dalam taraf terbaiknya pun masih menyisakan rasa pahit.
Dan kopi pun tidak hanya rasa pahit yang didapat, juga memberikan rasa masam, bahkan
manis yang itu tidak sama seperti berasal dari tebu.
Secangkir kopi memang cocok diibaratkan layaknya sebuah
kehidupan seseorang. Terkadang kita ragu mencicipinya karena takut rasa pahit,
namun disatu sisi kita tergiur akan aromanya yang sangat wangi sehingga kita
ingin mencicipi sedikit demi sedikit, tegukan demi tegukan dari secangkir kopi.
Kita bisa mengatur kadar kemanisan di dalam kopi tersebut sesuai dengan selera
kita. Seperti itu juga hidup. Kita dapat memaknai hidup sesuai pandangan kita
masing-masing. Banyak orang yang tidak menyukai kopi dikarenakan rasanya yang
pahit. Jika pahit pada kopi diibaratkan pahitnya kehidupan, namun yang perlu
kita ketahui, kopi yang enak akan selalu menemukan penikmatnya. Layaknya kebahagiaan
yang akan mampir untuk siapa saja yang mau berusaha sehingga pantas mencicipi
kebahagiaan tersebut. Dikarenakan kopi itu pahit, jangan kita paksakan agar ia
menjadi manis, sebab sebanyak apapun gula yang kita tambahkan, dia tetap punya
sisi pahitnya. Jadi ya nikmati saja agar terasa lebih nikmat.
Keren bgt gan ��
ReplyDeleteAlhamdulillah, terimakasih banyak Ely Rahmawati
DeleteIjin kopas kata katanya nnti sy taruh nama agan di bawahnya
ReplyDeleteKopi punya cerita, bagus ka 👍
ReplyDelete