Motivasi & Inspirasi

Tuesday, 7 February 2017

Makna Dibalik Filosofi Kopi




Memfilosofikan kopi bisa dikatakan memberi pandangan hidup dan memaknai kehidupan dari secangkir kopi. Tidak banyak orang yang dapat memfilosofikan kopi berdasarkan jenisnya termasuk saya. Setiap jenis kopi punya filosofinya masing-masing. Filosofi tersebut akan timbul dari peramu yang sangat paham akan karakter suatu jenis kopi sehingga ia dapat memfilosofikannya dalam kehidupan. Mungkin diawal artikel ini teman-teman coffee break menganggap bahwa judul tersebut terkesan ikut-ikutan dari film Filosofi Kopi, bener gak? Atau memang teman-teman belum banyak yang tau tentang film tersebut?

Nah, di dalam artikel ini saya tidak ingin menceritakan bagaimana jalan cerita film Filosofi Kopi karena saya pikir teman-teman coffee break bisa mendownloadnya sendiri. Namun inti dari film tersebut adalah bagaimana usaha serta jeri payah seorang peracik kopi demi mendapatkan racikan kopi yang bukan hanya memiliki aroma yang enak namun rasa yang nikmat. Selain itu film ini juga mengajarkan kita dalam memaknai secangkir kopi dalam kehidupan kita. Memang terdengar hal sepele. Namun tidak bagi mereka yang senang akan dunia puitis. Dalam film Filosofi Kopi juga mengajarkan kita bahwa kenikmatan kopi bukan berasal dari sehebat apa kita meraciknya, melainkan kenikmatan kopi berasal dari seiklas apa kita merawat dan menyayangi tanaman kopi layaknya orang yang kita cintai. Sesempurna apapun kopi yang kamu buat, kopi ya tetap kopi, punya sisi pahit yang tak mungkin kamu sembunyikan.

Hidup memang terkadang ada yang pahit, namun juga ada sisi manisnya. Dan itu bisa terjadi kepada siapa saja. Secangkir kopi dapat menggambarkan sisi-sisi kehidupan diri kita, maka tidak heran secangkir kopi dapat hadir dengan berbagai varian dan sajian. Ngopi adalah hal yang sangat umum, dari pelosok desa sampai metropolitan pun sudah tak asing dengan yang namanya ngopi. Namun masalah selera dikembalikan pada masing-masing pribadi. Penilaian terbaik akan kopi tidaklah sama, yang bisa kita lakukan adalah belajar mengapa kopi itu dikatakan terbaik dan setiap orang dapat berbagi untuk itu dengan melihat dari berbagai sisi.

Melihat film ini, mampu membuka diri bahwa meneguk secangkir kopi tidak sekedar menikmatinya namun juga melihat makna di baliknya, apa pun kopi itu serta penyajiannya. Namanya kopi walaupun dikatakan dalam taraf terbaiknya pun masih menyisakan rasa pahit. Dan kopi pun tidak hanya rasa pahit yang didapat, juga memberikan rasa masam, bahkan manis yang itu tidak sama seperti berasal dari tebu.

Secangkir kopi memang cocok diibaratkan layaknya sebuah kehidupan seseorang. Terkadang kita ragu mencicipinya karena takut rasa pahit, namun disatu sisi kita tergiur akan aromanya yang sangat wangi sehingga kita ingin mencicipi sedikit demi sedikit, tegukan demi tegukan dari secangkir kopi. Kita bisa mengatur kadar kemanisan di dalam kopi tersebut sesuai dengan selera kita. Seperti itu juga hidup. Kita dapat memaknai hidup sesuai pandangan kita masing-masing. Banyak orang yang tidak menyukai kopi dikarenakan rasanya yang pahit. Jika pahit pada kopi diibaratkan pahitnya kehidupan, namun yang perlu kita ketahui, kopi yang enak akan selalu menemukan penikmatnya. Layaknya kebahagiaan yang akan mampir untuk siapa saja yang mau berusaha sehingga pantas mencicipi kebahagiaan tersebut. Dikarenakan kopi itu pahit, jangan kita paksakan agar ia menjadi manis, sebab sebanyak apapun gula yang kita tambahkan, dia tetap punya sisi pahitnya. Jadi ya nikmati saja agar terasa lebih nikmat.  

4 comments: