Motivasi & Inspirasi

Friday 24 February 2017

MENERIMA KEKURANGAN DIRI



Terkadang inti dari hidup adalah tentang seberapa kuat kita menerima kekurangan yang kita miliki. Tidak sedikit dari kita yang selalu mengkeluh-keluhkan kekurangan kita. Bahkan terkadang itu bukan kekurangan, hanya saja kita yang selalu merendah dan tidak ingin lebih maju dari orang lain. Kita pasti sering mengalami putus asa, gagal, jatuh akibat keterbatasan yang kita miliki. Bahkan sebahagian dari kita menganggap bahwa keterbatasan atau kekurangan yang ia miliki hanya masa bodo. Namun sebaliknya, ada seseorang yang sangat mengeluh akan kekurangannya sehingga ia merasa dirinya tidak bisa berbuat apapun karena alasan “tidak bisa”. 

Menerima kekurangan diri, memang tidak mudah. Bagi saya bahkan lebih mudah menuliskannya dari pada menerapkannya. Akan tetapi, proses belajar itu tidak boleh berhenti karena tanpa belajar, kita tidak akan tau dan tidak akan mampu melakukan, serta mencapai sesuatu. Belajar merupakan proses berupaya untuk dapat memahami dan menerima, termasuk belajar menerima kekurangan diri. Lalu bagaimana caranya? Saya pun masih belajar dan mencoba berbagi lewat tulisan ini.
Memang benar, tidak ada manusia yang sempurna, hanya ada manusia yang merasa sempurna dan ingin terlihat sempurna. Ungkapan ini begitu bermakna untuk menyadarkan kita tentang kekurangan diri. Kelebihan dan kekurangan merupakan dua sisi dalam fitrah kemanusiaan yang saling melengkapi. Namun, seringkali kita tidak dapat menerima kekurangan diri sendiri dan tidak mau memahami kekurangan orang lain. Kekurangan lebih sering diapresiasi dengan perasaan dan pikiran negatif, sehingga banyak orang yang membenci kekurangan diri dan menganggap kesempurnaan sebagai faktor mutlak untuk mencapai kebahagiaan.

Kita diciptakan untuk berjuang menempuh jalan hidup kita masing-masing dengan apa yang kita miliki dan cara kita sendiri. Namun seperti yang kita ketahui bahwa hidup tidak semulus jalan tol. Akan ada saat di mana kita harus terjatuh dan kalah dengan keadaan. Pada saat itu kita akan di uji dalam menanggapi apa yang sedang kita hadapi. Tidak sedikit dari kita akan memilih untuk meninggalkan apa yang tidak mampu ia lakukan dengan alasan keterbatasannya. Ketika kita berpikir demikian, mulai timbul rasa putus asa sehingga tidak ada satu hal pun yang dapat kita lakukan karena kita hanya meyakini bahwa kita tidak mampu.

Dalam syukur itu ada kesabaran. Untuk bisa menerima kekurangan, perlu kesabaran dan pengertian. Kesabaran berarti ketulusan dalam berupaya dan berserah diri. Pengertian akan tumbuh sejalan dengan rasa menghargai. Menghargai diri sendiri dan orang lain merupakan pengakuan bahwa ada sisi kelebihan yang bisa kita manfaatkan untuk membuat diri kita berguna, serta masih banyak orang lain yang melebihi kita dalam segala hal. Penghargaan yang tulus merupakan wujud penerimaan dan syukur atas keadaan diri kita, sehingga kita dapat bersikap bijaksana, tidak merasa inferior dengan kekurangan diri, tidak underestimate terhadap kekurangan orang lain dan tidak dengki atas kelebihan orang lain.

Bagi saya, semuanya butuh proses dan keteguhan hati untuk terus berupaya. Hanya orang yang mau menyadari dan mau berusaha yang akan mendapatkan pembelajaran tentang banyak hal, bahkan keberhasilan dan manfaat dari keberhasilan tersebut. Belajar menerima kekurangan diri dapat kita jadikan bagian dari manajemen hidup kita, sekaligus proses belajar memanusiakan diri kita dan orang lain.

Qoutes :
“Maka dari itu nikmatilah apa yang ada di dalam dirimu. Engkau lemah bukan berarti tidak bisa melakukan apa-apa. Tapi engkau lemah jika tidak melakukan apa-apa.” --Iqbal Fahrezi--


0 komentar:

Post a Comment