Motivasi & Inspirasi

Monday, 6 February 2017

Karena Hidup Tak Sepahit Kopi dan Tak Semanis Gula


Dalam hidup, terkadang kita sering sekali dihadapkan dengan permasalahan-permasalahan rumit yang menjadikan kita putus asa dalam menjalani kehidupan ini. Permasalahan yang sering kita hadapi ada yang berat maupun ringan. Disamping itu juga kebahagiaan datang silih berganti seiring berjalannya waktu. Lantas, apa yang membuat kita berfikir bahwa hidup itu sangat rumit dan sulit layaknya secangkir kopi panas yang pahit? Dan apa yang membuat kita berargumen bahwa hidup ini sangat nikmat layaknya sesendok gula yang dapat menciptakan rasa manis pada setiap makanan?

Setiap orang memiliki sudut pandang tersendiri dalam memaknai dan menilai hidup. Kita sering sekali memaknai hidup dari apa yang telah kita jalani maupun yang telah kita lewati. Tak sedikit dari setiap orang menganggap bahwa hidup terlalu sulit untuk dijalani dan terlalu pahit untuk dirasakan. Kita sering sekali merasa sangat terjatuh apabila dilanda oleh masalah yang kita tidak ketahui bagaimana memecahkan masalah tersebut. Sebenarnya pada saat itulah Allah SWT sedang menguji kita, seperti dalam QS. Al-Insyirah ayat 5-6 yang artinya “Maka sesungguhnya bersama kesulitan itu ada kemudahan. Sesungguhnya bersama kesulitan itu ada kemudahan,” Allah SWT senantiasa menguji kita dengan permsalahan yang lekap dengan solusinya.

Akan tetapi kita tidak bisa juga beranggapan bahwa hidup ini mudah-mudah saja, walau setiap masalah ada solusi namun bukan berarti kita menanggapi kehidupan ini dengan sepele. Hidup tak selamanya mulus dan manis layaknya gula yang mampu menimbulkan rasa manis pada setiap jenis makanan. Hidup juga butuh perjuangan dari apa yang ingin kita perjuangkan. Hidup juga butuh pengorbanan dari apa yang sepantasnya untuk kita korbankan. Dan hidup juga butuh keiklasan dari apa yang telah pergi dan yang bukan selayaknya milik kita. Akan ada saat-saat dimana kita terjebak dengan berbagai macam problema kehidupan dengan jenis yang berbeda. 

Terkadang kita sering sekali menganggap suatu masalah itu sepele, sangat sepele, hanya karena mungkin kita pernah memecahkan masalah yang sama atau berbeda dan berhasil sehingga terkadang kita hanya memandang sebelah mata atas masalah yang datang. Tidak seperti itu juga. Memang benar Allah SWT memberikan masalah beserta solusinya. Namun solusi itu kita cari, bukan datang dengan sendirinya. Bagaimana kita mencari solusi, kita mencari solusi dengan  cara menghargai masalah yang menimpa kita dan berkeluh kesah hanya kepada Allah SWT. 

Seiring berjalannya waktu, masalah datang dengan sendirinya tanpa kita sadari dan terkadang kita bukannya memecahkan masalah tersebut, akan tetapi kita malah mempersulit masalah yang ada dengan keluhan-keluhan yang sebenarnya tak ada gunanya sedikit pun. Sehingga kita berargumen hidup ini sangat sulit, rumit dll.  Terkadang kita terlalu sering mengeluh kepada teman, sahabat, pacar, atau suami, dan istri kita atas apa yang sedang menimpa kita. Kita sering sekali mengeluhkan kekurangan kita, mengeluhkan penyesalan kita, dan berbagai banyak keluhan lainnya yang sedikit pun tidak merubah keadaan dan memecahkan masalah yang ada. Mengeluh dengan kerabat kita bukanlah menjadi solusi dalam mencari titik permasalahan yang sedang kita hadapi. Kita sering sekali mendengar kalimat “Jika tidak ada bahu untuk bersandar, masih ada lantai untuk bersujud”, ini adalah kalimat yang memotivasi kita untuk berkeluh kesah hanya kepada Allah SWT melalui ruku’ dan sujud kita. 

Sebagaimana Allah SWT berfirman dalam Q.S A’raf ayat 55 yang artinya “berdo'alah kepada Allah dengan merendahkan diri & dengan suara hati yang lembut tersembunyi". Sebenarnya bukan permasalahan yang membuat hidup kita sulit dan rumit, hanya saja kita sendiri yang mempersulit masalah tersebut dengan hal-hal yang mungkin tidak ada gunanya. Rumit atau sulitnya hidup kita tergantung bagaimana kita menjalani, menanggapi dan memahami atas apa yang sedang kita hadapi.   
  
Hidup tak selamanya sulit layaknya kopi yang pahit dan hidup juga tak selamanya manis layaknya gula. Kita bisa saja menambahkan gula pada kopi yang pahit sehingga terasa manis. Dan kita bisa saja sakit karena kebanyakan makan gula dan bisa saja gula juga akan berasa hambar tergantung pelarutnya. Namun akan terasa lebih nikmat apabila kita mencampur keduanya. Begitu juga dalam kehidupan. Sulit atau tidaknya hidup yang kita jalani itu tergantung dari diri kita sendiri, bagaimana kita memaknai hidup ini, bagaimana kita mencari makna hidup agar hidup lebih bermakna. Hidup juga tak selamanya manis. Akan ada hal-hal buruk yang menimpa kita. Oleh karena itu, hargai apapun yang telah kita lewati dan yang sedang kita jalani hari ini. Karena hari ini adalah hasil dari langkah yang pernah kita lewati. Hargai setiap langkah tersebut sehingga kita siap untuk menyicipi secangkir kopi yang tak selamanya pahit dan sesendok gula yang tak selamanya manis.

2 comments:

  1. Jadi intinya yang rumit itu pribadi kita bukan hidup kita ya bg?

    ReplyDelete
    Replies
    1. Mungkin lebih jelas seperti itu. Namun dari tulisan diatas, yang membuat hidup terasa lebih sulit untuk dijalani adalah bagaimana kita menyikapi hidup yang selalu dilanda problema dan kebahagiaan layaknya roda yang terus berputar, keduanya akan datang silih berganti dan kita harus siap mengahadapi dan menyikapinya. Semua itu tergantung dari cara pandang kita, sikap kita, yang dibarengi dengan keluhan dan do'a yang hanya kepada Allah Ta'ala.

      Delete