Dalam hidup, terkadang kita sering sekali dihadapkan
dengan permasalahan-permasalahan rumit yang menjadikan kita putus asa dalam
menjalani kehidupan ini. Permasalahan yang sering kita hadapi ada yang berat
maupun ringan. Disamping itu juga kebahagiaan datang silih berganti seiring
berjalannya waktu. Lantas, apa yang membuat kita berfikir bahwa hidup itu
sangat rumit dan sulit layaknya secangkir kopi panas yang pahit? Dan apa yang
membuat kita berargumen bahwa hidup ini sangat nikmat layaknya sesendok gula
yang dapat menciptakan rasa manis pada setiap makanan?
Setiap orang memiliki sudut pandang tersendiri dalam
memaknai dan menilai hidup. Kita sering sekali memaknai hidup dari apa yang
telah kita jalani maupun yang telah kita lewati. Tak sedikit dari setiap orang
menganggap bahwa hidup terlalu sulit untuk dijalani dan terlalu pahit untuk
dirasakan. Kita sering sekali merasa sangat terjatuh apabila dilanda oleh
masalah yang kita tidak ketahui bagaimana memecahkan masalah tersebut. Sebenarnya
pada saat itulah Allah SWT sedang menguji kita, seperti dalam QS.
Al-Insyirah ayat 5-6 yang artinya “Maka
sesungguhnya bersama kesulitan itu ada kemudahan. Sesungguhnya bersama
kesulitan itu ada kemudahan,” Allah SWT senantiasa menguji kita dengan
permsalahan yang lekap dengan solusinya.
Akan tetapi kita tidak bisa juga beranggapan bahwa
hidup ini mudah-mudah saja, walau setiap masalah ada solusi namun bukan berarti
kita menanggapi kehidupan ini dengan sepele. Hidup tak selamanya mulus dan
manis layaknya gula yang mampu menimbulkan rasa manis pada setiap jenis makanan.
Hidup juga butuh perjuangan dari apa yang ingin kita perjuangkan. Hidup juga
butuh pengorbanan dari apa yang sepantasnya untuk kita korbankan. Dan hidup
juga butuh keiklasan dari apa yang telah pergi dan yang bukan selayaknya milik
kita. Akan ada saat-saat dimana kita terjebak dengan berbagai macam problema
kehidupan dengan jenis yang berbeda.
Terkadang kita sering sekali menganggap
suatu masalah itu sepele, sangat sepele, hanya karena mungkin kita pernah memecahkan
masalah yang sama atau berbeda dan berhasil sehingga terkadang kita hanya
memandang sebelah mata atas masalah yang datang. Tidak seperti itu juga. Memang
benar Allah SWT memberikan masalah beserta solusinya. Namun solusi itu kita
cari, bukan datang dengan sendirinya. Bagaimana kita mencari solusi, kita
mencari solusi dengan cara menghargai
masalah yang menimpa kita dan berkeluh kesah hanya kepada Allah SWT.
Seiring berjalannya waktu, masalah datang dengan
sendirinya tanpa kita sadari dan terkadang kita bukannya memecahkan masalah
tersebut, akan tetapi kita malah mempersulit masalah yang ada dengan
keluhan-keluhan yang sebenarnya tak ada gunanya sedikit pun. Sehingga kita
berargumen hidup ini sangat sulit, rumit dll. Terkadang kita terlalu sering mengeluh kepada
teman, sahabat, pacar, atau suami, dan istri kita atas apa yang sedang menimpa
kita. Kita sering sekali mengeluhkan kekurangan kita, mengeluhkan penyesalan
kita, dan berbagai banyak keluhan lainnya yang sedikit pun tidak merubah
keadaan dan memecahkan masalah yang ada. Mengeluh dengan kerabat kita bukanlah
menjadi solusi dalam mencari titik permasalahan yang sedang kita hadapi. Kita sering
sekali mendengar kalimat “Jika tidak ada bahu untuk bersandar, masih ada lantai
untuk bersujud”, ini adalah kalimat yang memotivasi kita untuk berkeluh kesah
hanya kepada Allah SWT melalui ruku’ dan sujud kita.
Sebagaimana Allah SWT
berfirman dalam Q.S A’raf ayat 55 yang artinya “berdo'alah kepada Allah dengan merendahkan diri & dengan suara
hati yang lembut tersembunyi". Sebenarnya bukan permasalahan yang membuat
hidup kita sulit dan rumit, hanya saja kita sendiri yang mempersulit masalah
tersebut dengan hal-hal yang mungkin tidak ada gunanya. Rumit atau sulitnya
hidup kita tergantung bagaimana kita menjalani, menanggapi dan memahami atas
apa yang sedang kita hadapi.
Hidup tak selamanya sulit layaknya kopi yang pahit
dan hidup juga tak selamanya manis layaknya gula. Kita bisa saja menambahkan
gula pada kopi yang pahit sehingga terasa manis. Dan kita bisa saja sakit
karena kebanyakan makan gula dan bisa saja gula juga akan berasa hambar
tergantung pelarutnya. Namun akan terasa lebih nikmat apabila kita mencampur
keduanya. Begitu juga dalam kehidupan. Sulit atau tidaknya hidup yang kita
jalani itu tergantung dari diri kita sendiri, bagaimana kita memaknai hidup
ini, bagaimana kita mencari makna hidup agar hidup lebih bermakna. Hidup juga
tak selamanya manis. Akan ada hal-hal buruk yang menimpa kita. Oleh karena itu,
hargai apapun yang telah kita lewati dan yang sedang kita jalani hari ini. Karena
hari ini adalah hasil dari langkah yang pernah kita lewati. Hargai setiap langkah
tersebut sehingga kita siap untuk menyicipi secangkir kopi yang tak selamanya
pahit dan sesendok gula yang tak selamanya manis.
Jadi intinya yang rumit itu pribadi kita bukan hidup kita ya bg?
ReplyDeleteMungkin lebih jelas seperti itu. Namun dari tulisan diatas, yang membuat hidup terasa lebih sulit untuk dijalani adalah bagaimana kita menyikapi hidup yang selalu dilanda problema dan kebahagiaan layaknya roda yang terus berputar, keduanya akan datang silih berganti dan kita harus siap mengahadapi dan menyikapinya. Semua itu tergantung dari cara pandang kita, sikap kita, yang dibarengi dengan keluhan dan do'a yang hanya kepada Allah Ta'ala.
Delete