Motivasi & Inspirasi

Friday 10 February 2017

Bagai Pungguk Merindukan Bulan



Manusia merupakan makhluk paling sempurna yang diciptakan Allah Ta’ala, yang memiliki otak untuk berfikir dan memilah mana yang baik dan mana yang buruk, mana yang pantas untuk diharapkan dan mana yang tidak pantas untuk didapatkan. 

Kita sebagai manusia selalu memiliki keinginan untuk menggapai suatu keberhasilan. Tidak ada manusia yang ingin mengalami kegagalan bahkan masuk kedalam lubang yang sama dan terus terpuruk dalam kegagalan. Tatkala seorang mahasiswa mengharapkan sebuah prestasi akademik yang baik. Kemudian seorang pengusaha pasti selalu mengharapkan keuntungan yang besar. Dan seorang pilot pasti mengharapkan agar dapat take off dan landing dengan selamat. Bahkan seorang penulis buku pun pasti mengharapkan agar bukunya dapat diminati oleh banyak orang. Begitupun dengan kita, kita pasti mengharapkan keberhasilan dalam setiap aktivitas yang kita lakukan. 

Namun, terkadang kita malah menginginkan hal yang memang belum pantas dan sulit untuk kita jangkau. Bahkan kita rela berkorban apapun demi mendapatkan sesuatu tersebut. Hingga hal tak layak pun kita korbankan. Apa yang membuat kita selalu mengharapkan sesuatu yang belum tentu bisa menjadi milik kita?

Allah Ta’ala berfirman yang artinya “Diwajibkan atas kamu berperang, padahal itu tidak menyenangkan bagimu. Tetapi boleh jadi kamu tidak menyenangi sesuatu, padahal itu baik bagimu, dan boleh jadi kamu menyukai sesuatu, padahal itu tidak baik bagimu. Allah mengetahui, sedang kamu tidak mengetahui”. (Q.S. Al Baqarah: 216).

Dari ayat suci tersebut kita bisa belajar bahwa ketika kita menyenangi sesuatu, kita kagum, hingga timbul rasa untuk mendapatkan sesuatu tersebut, tapi siapa yang bisa menjamin bahwa apa yang kita senangi itu baik bagi diri kita? Tidak ada jaminan apapun bahkan tidak ada seorang manusia yang berani menjamin bahwa apa yang ia inginkan adalah sesuatu yang baik baginya. Dan juga sebaliknya, tidak ada yang berani menjamin bahwa apa yang tidak kita sukai, tidak baik bagi kita. Allah Ta’ala Maha Mengetahui apa yang memang pantas kita miliki.  

Kita sering sekali menginginkan seuatu yang belum pantas untuk kita miliki hanya karena kita pernah menjangkau sesuatu yang kita inginkan, sehingga kita terlalu optimis. Bukan berarti kita harus pesimis, bukan seperti itu. Kita boleh optimis untuk mendapatkan sesuatu yang kita inginkan, namun kita harus kenali keinginan kita yang dibarengi dengan introspeksi diri atas pantas atau tidaknya diri kita sendiri dalam menjangkau keinginan tersebut.

Tatkala pada suatu ketika, kita kehilangan sesuatu yang berharga dalam diri kita. Kita mengeluh, menyesali, hingga kita berfikir bahwa tidak akan ada yang bisa menggantikan sesuatu yang berharga tersebut. Mungkin pada saat itu kita sedang gelisah, risau, khawatir sehingga kita berfikir demikian. Tapi kenyataannya sama sekali tidak. Allah Ta’ala menguji kita dengan berbagai cara karena sayang kepada hamba Nya. Allah Ta’ala mengambil apa yang seharusnya belum pantas menjadi milik kita, hanya karena Allah telah menyediakan sesuatu yang lebih pantas bagi kita. Dan mugkin ada hikmahnya dibalik hal itu, mungkin saja apabila kita memiliki sesuatu tersebut kita malah ria, kita malah melakukan hal yang tak wajar. Segala sesuatu yang kita inginkan, segala sesuatu yang menurut kita baik, ternyata belum tentu baik menurut Allah Ta’ala.

Kita pasti pernah berhasil mendapatkan hal yang kita inginkan sehingga kita belum merasa puas dan timbul keinginan lainnya yang belum pantas menjadi milik kita. Ketika kita punya keinginan, kenali keinginan itu dan sandingkan dengan diri kita, apakah kita sudah wajar atau sudah pantas memilikinya. Kita boleh optimis, namun jangan terlalu optimis. Bukan berarti harus pesimis. 

Dahulukan apa yang bisa kita lakukan. Tidak mesti kita terlalu banyak berkhayal tentang hal belum tentu bisa kita dapatkan. Sangat banyak pilihan dalam hidup. Kita tidak bisa berpaku pada satu keinginan yang belum tentu baik bagi diri kita. Jangan merasa kalah dan gagal ketika kita tidak bisa mendapatkan yang kita inginkan, karena diluar sana masih banyak sekali sesuatu yang pantas untuk menjadi milik kita. Satu hal yang perlu kita ingat, tidak selamanya kegagalan itu menandakan ketidakmampuan kita untuk mencapai suatu tujuan. Gagal mendapatkan apa yang kita inginkan seharusnya menjadi pelajaran bagi kita. Bukan terus menikmati rasa kegagalan itu.

Kita mungkin sering mendengar kata-kata mutiara “Kegagalan adalah awal dari keberhasilan”. Ternyata hal ini memang terbukti. Seorang Thomas Alfa Edisson mengalami ratusan kegagalan sebelum akhirnya mampu menemukan lampu. Seorang Bill Gates harus rela dikeluarkan dari kampusnya sebelum akhirnya ia membangun kerajaan IT dunia yaitu Microsoft. Banyak orang yang telah bekerja keras siang dan malam, bahkan sampai menghabiskan sebagian besar waktu, tenaga, bahkan hartanya hanya untuk meraih impiannya, pada akhirnya harus mengalami kegagalan yang pahit.

Berhasil atau tidaknya kita dalam mendapatkan apa yang kita inginkan hanya melalui dua cara, yaitu Ikhtiar, selalu berusaha dan bekerja keras, dan Tawaqal hanya Allah Ta’ala. Semoga dengan tulisan ini, memberi motivasi untuk kita semua. 

Baca Juga:
  • http://coffeebreakif.blogspot.co.id/2017/02/karena-hidup-tak-sepahit-kopi-dan-tak_6.html
  • http://coffeebreakif.blogspot.co.id/2017/02/makna-dibalik-filosofi-kopi.html
  • http://coffeebreakif.blogspot.co.id/2017/02/kenapa-harus-menulis.html
  • http://coffeebreakif.blogspot.co.id/2017/02/mahasiswa-semester-akhir.html

0 komentar:

Post a Comment