Dizaman
modern saat ini, menulis dan menerbitkan karya tulis sudah bukan hal yang biasa
dilakukan oleh siapapun. Sangat banyak penulis-penulis hebat di dunia yang
terus berkarya semasa hidupnya. Bahkan ada penulis yang merintis karya tulisnya
hingga akhir hayatnya. Selain buku, social media menjadi salah satu target para
penulis untuk mengembangkan karya-karyanya. Sudah tidak heran lagi jika saat
ini para blogger dan netter selalu memposting hasil tulisannya disetiap
jejaring social. Cibiran dan hinaan tak luput dihadapi oleh para penulis, baik
itu pemula maupun yang master sekalipun. Namun dibalik itu semua, akan ada
sekian banyak orang yang menyukai karya tulis tersebut, hingga menggemari sosok
sang penulis. Namun apa yang membuat para penulis untuk selalu menciptakan
karyanya? Padahal menulis itu kan tidak mudah, mengembangkan ide juga tidak
mudah, melelahkan, bahkan menguras waktu dan pikiran yang banyak. Kenapa sih
harus menulis?
Menulis
(membuat karya tulis) merupakan sebuah kegiatan menuangkan pikiran, gagasan,
dan perasaan seseorang yang diungkapkan dalam bahasa tulis. Dengan demikian,
dapat kita tegaskan bahwa pengertian menulis adalah kegiatan seseorang untuk
menyampaikan gagasan kepada pembaca dalam bahasa tulis agar bisa dipahami oleh
pembaca.
Selain
itu juga biasanya menulis dijadikan sebagai pelampiasan emosional seseorang
atas apa yang sedang ia rasakan. Istilah kerennya yaitu “curhat” atau curahan
isi hati. Kebanyakan orang biasanya curhat tentang history atau kisah hidupnya
di dalam isi karya tulisnya dengan menggantikan pemerannya dengan nama orang
lain, atau biasanya dengan nama hewan seperti burung merpati, dan sebagainya. Masih
dianggap positif sih jika hal yang demikian. Karena, seseorang yang ditimpa
masalah, dia akan mencari teman untuk mendengarkan curhatannya. Namun seperti
yang kita ketahui bersama, terkadang teman kita juga bosan mendengarkan
curhatan yang sama, namun terkedang mereka terpaksa mendengarkan, bener gak? jujur
saja? Itu sebabnya banyak para remaja menumpahkan isi hatinya melalui sebuah
karya tulis seperti artikel-artikel dengan judul yang galau.
Akan tetapi, tidak
ada pena yang enggan untuk disentuh dan tidak pernah ada kertas yang bosan
untuk ditulis. Jadi, selama tidak ada hal yang mencegah kita untuk meulis,
kenapa tidak berkarya? Itu akan membuat kita sedikit lebih lega dibandingkan
curhat dengan teman yang hanya menjawab “sabar, sabar dan sabar”. Tapi sangat
sedikit kita temui hal yang demikian karena banyak orang mengeluh, enggan untuk
menulis karena kurangnya kemampuan dalam mengembangkan ide.
Banyak
orang yang mengeluh karena keterbatasannya dalam hal menulis dan mengembangkan
ide. Memang sih, menulis itu sulit. Namun kita tidak akan pernah menemukan
sejauh apa titik dari kemampuan kita, sebelum kita mencoba dan menggelutinya. Kita
mengeluh karena tidak bisa mengolah kata, kenapa kita tidak mencoba untuk
belajar? Tatkala, sejak kita umur 2 tahun, kita tidak tau bahwa 1+1 = 2, dimana
kita akan mencari ilmu bahwa hasil dari 1+1=2? Pasti kita akan bersekolah
bukan? Nah, jika sekarang kita mengeluh tidak mampu menulis karena keterbatasan
kita, kenapa kita tidak mulai untuk belajar, menggali sejauh mana kemampuan
kita. Dari pada kita harus membuang-buang waktu untuk hal yang sama sekali
tidak ada manfaatnya bagi kita dan orang lain, lebih baik buka laptop, atau buka
buku tulis, cari topic, kembangkan secuil ide menjadi sebuah karya tulis yang
tidak cukup dibayar dengan apapun.
0 komentar:
Post a Comment