Motivasi & Inspirasi

Wednesday 8 February 2017

Kenapa Harus Menulis?



Dizaman modern saat ini, menulis dan menerbitkan karya tulis sudah bukan hal yang biasa dilakukan oleh siapapun. Sangat banyak penulis-penulis hebat di dunia yang terus berkarya semasa hidupnya. Bahkan ada penulis yang merintis karya tulisnya hingga akhir hayatnya. Selain buku, social media menjadi salah satu target para penulis untuk mengembangkan karya-karyanya. Sudah tidak heran lagi jika saat ini para blogger dan netter selalu memposting hasil tulisannya disetiap jejaring social. Cibiran dan hinaan tak luput dihadapi oleh para penulis, baik itu pemula maupun yang master sekalipun. Namun dibalik itu semua, akan ada sekian banyak orang yang menyukai karya tulis tersebut, hingga menggemari sosok sang penulis. Namun apa yang membuat para penulis untuk selalu menciptakan karyanya? Padahal menulis itu kan tidak mudah, mengembangkan ide juga tidak mudah, melelahkan, bahkan menguras waktu dan pikiran yang banyak. Kenapa sih harus menulis?

Menulis (membuat karya tulis) merupakan sebuah kegiatan menuangkan pikiran, gagasan, dan perasaan seseorang yang diungkapkan dalam bahasa tulis. Dengan demikian, dapat kita tegaskan bahwa pengertian menulis adalah kegiatan seseorang untuk menyampaikan gagasan kepada pembaca dalam bahasa tulis agar bisa dipahami oleh pembaca. 

Sangat banyak tujuan menulis menurut pandangan para penulis. Dan melalui tulisan ini saya akan memberikan pandangan saya terhadap menulis karya tulisan. Keinginan seseorang untuk menulis biasanya muncul karena adanya ide dan pemikiran-pemikiran yang akan dikembangkan. Akan tetapi semua itu selalu didasari oleh adanya hobi kita terhadap menulis. Hobi merupakan kegiatan untuk memenuhi keinginan pada waktu luang dengan tujuan menenangkan pikiran seseorang dan menggantikannya dengan kesenangan. Seseorang yang hobi akan menulis biasanya akan menulis apapun yang ada di dalam pikirannya tanpa mempedulikan keterbatasannya dalam mengembangkan ide, baik itu bersifat fakta, guyonan bahkan hal-hal apa saja yang baru terlintas dipikirannya, hingga ia tergerak untuk menjadikan hal tersebut sebagai topic dan mengembangkannya menjadi sebuah tulisan. Orang yang hobi akan menulis bukanlah mereka yang bosan akan kata-kata, melainkan meraka yang haus akan topic serta ingin dikembangkannya. Hatinya adalah menulis. Apapun itu judulnya, dia akan berusaha untuk mengembangkannya dan mengganti dengan topic yang lain jika ia buntu di satu topic. 

Selain itu juga biasanya menulis dijadikan sebagai pelampiasan emosional seseorang atas apa yang sedang ia rasakan. Istilah kerennya yaitu “curhat” atau curahan isi hati. Kebanyakan orang biasanya curhat tentang history atau kisah hidupnya di dalam isi karya tulisnya dengan menggantikan pemerannya dengan nama orang lain, atau biasanya dengan nama hewan seperti burung merpati, dan sebagainya. Masih dianggap positif sih jika hal yang demikian. Karena, seseorang yang ditimpa masalah, dia akan mencari teman untuk mendengarkan curhatannya. Namun seperti yang kita ketahui bersama, terkadang teman kita juga bosan mendengarkan curhatan yang sama, namun terkedang mereka terpaksa mendengarkan, bener gak? jujur saja? Itu sebabnya banyak para remaja menumpahkan isi hatinya melalui sebuah karya tulis seperti artikel-artikel dengan judul yang galau. 

Akan tetapi, tidak ada pena yang enggan untuk disentuh dan tidak pernah ada kertas yang bosan untuk ditulis. Jadi, selama tidak ada hal yang mencegah kita untuk meulis, kenapa tidak berkarya? Itu akan membuat kita sedikit lebih lega dibandingkan curhat dengan teman yang hanya menjawab “sabar, sabar dan sabar”. Tapi sangat sedikit kita temui hal yang demikian karena banyak orang mengeluh, enggan untuk menulis karena kurangnya kemampuan dalam mengembangkan ide. 

Banyak orang yang mengeluh karena keterbatasannya dalam hal menulis dan mengembangkan ide. Memang sih, menulis itu sulit. Namun kita tidak akan pernah menemukan sejauh apa titik dari kemampuan kita, sebelum kita mencoba dan menggelutinya. Kita mengeluh karena tidak bisa mengolah kata, kenapa kita tidak mencoba untuk belajar? Tatkala, sejak kita umur 2 tahun, kita tidak tau bahwa 1+1 = 2, dimana kita akan mencari ilmu bahwa hasil dari 1+1=2? Pasti kita akan bersekolah bukan? Nah, jika sekarang kita mengeluh tidak mampu menulis karena keterbatasan kita, kenapa kita tidak mulai untuk belajar, menggali sejauh mana kemampuan kita. Dari pada kita harus membuang-buang waktu untuk hal yang sama sekali tidak ada manfaatnya bagi kita dan orang lain, lebih baik buka laptop, atau buka buku tulis, cari topic, kembangkan secuil ide menjadi sebuah karya tulis yang tidak cukup dibayar dengan apapun. 

Menulis adalah sikap. Dan dalam dunia kreatif tidak ada perintah dan larangan dalam berkreasi. Dengan menulis kita akan merasakan hal yang beda dari diri kita. Kita belajar dari kata-kata kita sendiri. Kita menemukan hal baru dan menumukan kata-kata baru ciptaan kita. Lagi-lagi saya memfilosofikan menulis dengan secangkir kopi. Tuangkan ide mu layaknya kopi. Cicipi ia dengan ujung pena mu, rasakan pahit, manis, dan hangatnya yang mengalir dalam jiwa mu. Temukan dirimu melalui hasil tulisanmu sendiri. Dari tulisanmu sendiri, kamu akan tau sejauh mana kemampuanmu.

0 komentar:

Post a Comment