Motivasi & Inspirasi

Monday 24 April 2017

WRITER’S BLOCK “ Musuh Para Penulis”



Musuh terbesar seorang penulis adalah writer’s block. Dimana ia akan merasakan sesuatu hal yang hilang dan tidak dapat menuliskan ide-idenya ke dalam suatu tulisan, itulah writer’s block. Seorang penulis yang awalnya giat menciptakan tulisan melalui ide-ide barunya, akan tiba saat dimana otak seorang penulis menjadi jenuh, bosan, ingin meninggalkan hobi menulisnya bahkan bermalas-malasan. Sering sekali penulis berada pada posisi dimana pikirannya menjadi buntu, otak terasa kaku, seolah ada yang menghalangi keluarnya gagasan dan ide dari pikiran kita. Tak satu pun kata, apalagi kalimat atau pun paragraf yang mampu dihasilkan oleh sang penulis. Banyak penulis mengalaminya, mulai dari penulis pemula sampai penulis profesional. Bagi penulis pemula, writer’s block dapat menjadi kendala yang membuatnya merasa tidak mempunyai bakat hingga akhirnya berhenti menulis. Namun, penulis profesional dengan cepat mengidentifikasi penyebab terjadinya writer’s block dan menemukan solusinya.


Sebenarnya, writer’s block ini akan muncul pada 2 kondisi kemungkinan. 
Yang pertama, Writer’s Block bisa muncul akibat kita terlalu sering berusaha memaksakan diri untuk mencoba berpikir dan mengembangkan ide-ide baru pada suatu tulisan. Kita terlalu memaksakan diri untuk memikirkan nuansa yang baru di dalam tulisan kita tanpa mencari dan menggali ide-ide baru dari orang lain. Kemungkinan yang kedua adalah kita kurang serius menekuni hobi menulis kita. Kita terlalu banyak lalai dan terlalu santai sehingga menulis bukan lagi menjadi suatu hobi yang sering kita lakukan. Pada saat-saat tersebut penyakit Writer’s Block akan melkamu otak kiri dan otak kanan kita sehingga kita mengalami kesulitan untuk memulai membuat tulisan yang baru. 

Bagi kita penulis pemula yang sering mengalami Writer’s Block, jika terlalu lama berada di depan komputer, memaksa berpikir dan menuangkan gagasan ke dalam tulisan, membuat otak menjadi lelah. Jika sudah begitu, sebaiknya Kamu tidak memaksakan diri untuk menulis di depan komputer. Pergilah keluar, cari udara segar. 

Kita juga dapat sewaktu-waktu pergi ke Kafe lalu menulis di sana. Saat ini ada banyak kafe yang dengan sengaja menambah kenyamanan bagi konsumennya, bukan hanya untuk makan dan minum, melainkan juga untuk bekerja dan mencari inspirasi. Mereka menyediakan layanan internet gratis, walaupun sebenarnya tidak gratis, karena kita harus membeli makanan atau minuman mereka. Cara ini memang membutuhkan biaya ekstra. Karena itu, saya tidak menyarankan Kamu melakukannya setiap hari. Cukup sekali-sekali saja kamu melakukannya demi menciptakan ruang kenyamanan yang berbeda.

Setiap penulis mempunyai waktu terbaiknya untuk menulis. Tentu, waktu itu berbeda antara seorang penulis dengan penulis lainnya. Kamu dapat mempelajari kapan kamu merasa lebih lancar menuangkan ide ke dalam tulisan, misalnya, pagi hari, siang hari atau malam hari. Berdasarkan pengalaman, waktu terbaik saya menulis adalah malam hari, beberapa saat setelah semua orang sudah tidur, saat itu juga pikiran saya mulai menggali ide baru. Pelajari waktu terbaik kamu dalam menulis, dan menulislah secara rutin pada waktu itu.

Mulai sekarang, jika kita ingin menggeluti dunia menulis janganlah setengah hati. Writer’s Block bukan lagi menjadi masalah jika kita sudah biasa menghadapinya dan sudah paham solusinya. Menggeluti suatu bidang harus dengan keyakinan dan sepenuh hati. Jika kita serius pada satu bidang cobalah untuk terus menggelutinya. Sehingga nanti pada saat kita merasakan gagal dari usaha kita, kita pasti berusaha mencari celah untuk tidak ingin kalah dengan keadaan yang dapat membuat kita putus asa dan malas. 

Cobalah sesuatu yang baru demi menciptkan jati diri yang baru. Writer’s block bukan hal yang menakutkan jika kita tahu cara mengatasinya. Mudah-mudahan beberapa trik di atas dapat membantu meningkatkan produktivitas kita sebagai penulis. Selamat menulis! 

Quotes :
Jangan takut untuk mencoba hal baru yang dapat membangun kreativitas dirimu. Kamu adalah dirimu sendiri. Hanya kamu yang dapat mengatasi segala hal yang membuat dirimu lemah. Janganlah jadi seperti tanah liat yang dapat diubah bentuknya oleh siapa saja. Namun jadilah setangguh batu yang tetap pada bentuknya dan tetap pada prinsipnya untuk tidak takut pecah. (Iqbal Fahrezi)

0 komentar:

Post a Comment