Musuh terbesar seorang penulis adalah writer’s block. Dimana
ia akan merasakan sesuatu hal yang hilang dan tidak dapat menuliskan ide-idenya
ke dalam suatu tulisan, itulah writer’s block. Seorang penulis yang awalnya
giat menciptakan tulisan melalui ide-ide barunya, akan tiba saat dimana otak
seorang penulis menjadi jenuh, bosan, ingin meninggalkan hobi menulisnya bahkan
bermalas-malasan. Sering sekali penulis berada pada posisi dimana pikirannya
menjadi buntu, otak terasa kaku, seolah ada yang menghalangi keluarnya gagasan
dan ide dari pikiran kita. Tak satu pun kata, apalagi kalimat atau pun paragraf
yang mampu dihasilkan oleh sang penulis. Banyak penulis mengalaminya, mulai
dari penulis pemula sampai penulis profesional. Bagi penulis pemula, writer’s
block dapat menjadi kendala yang membuatnya merasa tidak mempunyai bakat hingga
akhirnya berhenti menulis. Namun, penulis profesional dengan cepat
mengidentifikasi penyebab terjadinya writer’s block dan menemukan solusinya.
Sebenarnya, writer’s block ini akan muncul pada 2 kondisi kemungkinan.
Yang pertama, Writer’s Block bisa
muncul akibat kita terlalu sering berusaha memaksakan diri untuk mencoba
berpikir dan mengembangkan ide-ide baru pada suatu tulisan. Kita terlalu
memaksakan diri untuk memikirkan nuansa yang baru di dalam tulisan kita tanpa
mencari dan menggali ide-ide baru dari orang lain. Kemungkinan yang kedua
adalah kita kurang serius menekuni hobi menulis kita. Kita terlalu banyak lalai
dan terlalu santai sehingga menulis bukan lagi menjadi suatu hobi yang sering
kita lakukan. Pada saat-saat tersebut penyakit Writer’s Block akan melkamu otak
kiri dan otak kanan kita sehingga kita mengalami kesulitan untuk memulai
membuat tulisan yang baru.
Bagi kita penulis pemula yang sering mengalami Writer’s
Block, jika
terlalu lama berada di depan komputer, memaksa berpikir dan menuangkan gagasan
ke dalam tulisan, membuat otak menjadi lelah. Jika sudah begitu, sebaiknya Kamu
tidak memaksakan diri untuk menulis di depan komputer. Pergilah keluar, cari
udara segar.
Kita juga dapat
sewaktu-waktu pergi ke Kafe lalu menulis di sana. Saat ini ada banyak kafe yang
dengan sengaja menambah kenyamanan bagi konsumennya, bukan hanya untuk makan
dan minum, melainkan juga untuk bekerja dan mencari inspirasi. Mereka
menyediakan layanan internet gratis, walaupun sebenarnya tidak gratis, karena
kita harus membeli makanan atau minuman mereka. Cara ini memang membutuhkan
biaya ekstra. Karena itu, saya tidak menyarankan Kamu melakukannya setiap hari.
Cukup sekali-sekali saja kamu melakukannya demi menciptakan ruang kenyamanan
yang berbeda.
Setiap
penulis mempunyai waktu terbaiknya untuk menulis. Tentu, waktu itu berbeda
antara seorang penulis dengan penulis lainnya. Kamu dapat mempelajari kapan kamu
merasa lebih lancar menuangkan ide ke dalam tulisan, misalnya, pagi hari, siang
hari atau malam hari. Berdasarkan pengalaman, waktu terbaik saya menulis adalah
malam hari, beberapa saat setelah semua orang sudah tidur, saat itu juga
pikiran saya mulai menggali ide baru. Pelajari waktu terbaik kamu dalam
menulis, dan menulislah secara rutin pada waktu itu.
Mulai sekarang, jika kita ingin
menggeluti dunia menulis janganlah setengah hati. Writer’s Block bukan lagi
menjadi masalah jika kita sudah biasa menghadapinya dan sudah paham solusinya. Menggeluti
suatu bidang harus dengan keyakinan dan sepenuh hati. Jika kita serius pada
satu bidang cobalah untuk terus menggelutinya. Sehingga nanti pada saat kita
merasakan gagal dari usaha kita, kita pasti berusaha mencari celah untuk tidak
ingin kalah dengan keadaan yang dapat membuat kita putus asa dan malas.
Cobalah sesuatu yang baru demi
menciptkan jati diri yang baru. Writer’s block bukan hal yang
menakutkan jika kita tahu cara mengatasinya. Mudah-mudahan beberapa trik di
atas dapat membantu meningkatkan produktivitas kita sebagai penulis. Selamat menulis!
Quotes :
Jangan
takut untuk mencoba hal baru yang dapat membangun kreativitas dirimu. Kamu adalah
dirimu sendiri. Hanya kamu yang dapat mengatasi segala hal yang membuat dirimu
lemah. Janganlah jadi seperti tanah liat yang dapat diubah bentuknya oleh siapa
saja. Namun jadilah setangguh batu yang tetap pada bentuknya dan tetap pada
prinsipnya untuk tidak takut pecah. (Iqbal Fahrezi)
0 komentar:
Post a Comment