Motivasi & Inspirasi

Stay Enjoy With Coffee Break Quotes 1 Motivation

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

Stay Enjoy With Coffee Break Quotes 2 Motivation

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

Stay Enjoy With Coffee Break Quotes 3 Motivation

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

Stay Enjoy With Coffee Break Quotes 4 Motivation

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

Stay Enjoy With Coffee Break Quotes 5 Motivation

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

Wednesday, 6 September 2017

Sederhananya Impian Orang Tua


Sebagai seorang anak terkadang kita selalu menyalah artikan tentang impian orang tua kita yang sebenarnya. Terkadang juga kita menganggap apa yang kita capai itu sudah cukup untuk membuat kedua orang tua kita bahagia. Apakah kita pernah bertanya pada diri sendiri, mungkinkah ini yang mereka inginkan dari anaknya? Lulus kuliah, menjadi seorang pejabat, menjadi orang yang kaya raya, telah berumah tangga. Lantas apakah kita pernah bertanya kepada kedua orang tua kita, apakah hal tersebut sudah cukup membuat keduanya bahagia? Apa impian orang tua kita yang sebenarnya terhadap anak-anaknya?

Ketika kita lulus sekolah dengan nilai yang bagus dan telah wisuda dengan prestasi yang memuaskan kita merasa senang karena kita sudah berhasil membahagiakan kedua orang tua kita yang telah menyekolahkan kita hingga ke jenjang yang lebih tinggi. Namun di mata kedua orag tua kita ini hanya lah awal dari sekian banyak proses yang akan kita lalui nanti. Mereka menginginkan kita bertanggung jawab atas ilmu yang kita miliki. Orangtua hanya berharap kita bisa mengamalkan ilmu yang diperoleh dan mempertanggungjawabkan gelar pendidikan yang kita dapatkan.

Saat mendapatkan pekerjaan yang layak, menjadi pejabat kaya raya, kita merasa bangga dan senang karena telah membuat keduanya bahagia dengan mengirimkan uang setiap bulannya, kita merasa bangga atas orang tua kita yang tidak sia-sia menyekolahkan anaknya hingga kita bisa melangkah sejauh ini dan membuat orang tua bangga atas pekerjaan yang kita miliki. Tapi apakah itu sudah membuat keduanya merasa cukup senang? Orang tua kita tak mengharapkan kita jadi orang kaya, orang pintar, hinga kita menjadi anak yang sombong,, keduanya hanya ingin anaknya baik hati, taat beragama dan selalu mendoakan keduanya dimanapun ia berada. Orangtua ingin anaknya diterima oleh lingkungan, bisa beradaptasi dan memiliki cukup teman.

Ketika kita ditanyakan tentang impian oleh kedua orang tua kita, dengan percaya diri kita menjawab “Impian terbesarku adalah menjadi orang sukses hingga ortuku berkata "itu anakku… yang susah payah aku menghidupinya kini menjadi orang berhasil,, Ya Allah, kami adalah orang yang paling beruntung...". Apakah dengan jawaban seperti itu keduanya merasa cukup? Namun apa impian-impian keduanya terhadap kita sebagai seorang anak?

Impian terbesar orang tua pada umumnya adalah dapat mempunyai anak yang mau meluangkan lisannya, hatinya untuk mendoakan kedua orang tuanya jika keduanya telah tiada, mempunyai anak yang tak zalim pada sesama, tak malu berbuat baik, takut akan perilaku yang dilarang agama, orang tua ingin anak yang sholeh dan sholehah baik untuk dirinya, lingkungannya dan agamanya. Itu saja. Tidak lebih.

Saat kita sudah menikah kita selalu mengatakan bahwa kita menyayangi kedua orang tua kita, namun mereka hanya terdiam sedih mendengar kata-kata itu. Tak mampu berucap, hanya kantup mata yang berairan, sambil memeluk. Ungkapan cinta mereka tak hanya di mulut,, hati mereka terlekat dalam mencintai anaknya. Seperti lekatnya daging pada tulang.

Saat kita telah berumah tangga kita merasa bosan terhadap sikap ibu kita yang selalu menelpon, selalu menanyakan kabar keluarga kecil kita. Pernah gak kita berpikir tentang isi hati seorang ibu yang sebenarnya terhadap anaknya yang telah berkeluarga? Pernhakah kita berpikir bahwa ia sedang merindukan kabar kita saat ini? Pikiran Seorang Ibu “anak gadisku sedang apa ya sekarang? Apa dia baik-baik saja dengan suaminya kenapa bulan ini dia jarang menelpon, padahal aku rindu suaranya. Rindu dia berkata cetus padaku, karena aku selalu memperhatikannnya. Ia masak apa hari ini? Bagaimana ia bersama suaminya? Bagimana hari-harinya? Semoga dia baik- baik saja. Semoga Allah selalu menjaga menemani di kehidpan barunya.” Tak pernah lelah seorang ibu mendo’akan anaknya. Pernahkah sejenak kita memikirkan apa yang beliau inginkan dari anaknya?

Seorang ayah yang rindu dengan cucu dan anak laki-lakinya. Pikiran seorang ayah “entah kenapa. cucuku tak mau menemuiku. Dan anakku seakan cuek akan inginku. Apa karna aku begitu tua. hingga aku tak menjadi menarik lagi bagi mereka. Aku tahu umurku sekarang beranjak enam puluhan. Tapi aku akan terus menjadi muda untuk mereka, anak-anakku tersayang. Semoga mereka menganggapku begitu. Kuingin mengambil perhatian mereka, meski menjadi seseorang yang menjengkelkan sekalipun. Aku masih ingin disayang oleh mereka hingga akhir hidupku. ada doa tulusku untuk anak-anakku, kuingin mereka bahagia untuk hidupnya.” Benar kata pepatah: “Cinta anak sepanjang galah, cinta orang tua sepanjang jalan ".

Ketika impian kita sebagai seorang anak begitu kompleks, namun tak sebanding berharganya dibanding impian orangtua yang sangat sederhana, yaitu inginkan anaknya mendoakannya dimana pun ia berada. Selagi masih ada waktu, mari luangkan hati, pikiran, dan rasa kita untuk mendoakan dan mengasihi orangtua kita yang sedari kecil mengasihi, mencintai, lebih dari apapun kepada kita. Mereka sanggup menjadi punggung untuk kita disaat kita tak mampu berjalan, mereka telah menjadi mata kita, disaat kita tak mampu melihat bahayanya dunia, mereka bisa tertawa untuk kita disaat kita bersedih, mereka adalah segalanya. Apapun yang terjadi jangan pernah lupakan mereka, ingatlah, meski hanya lewat doa.





Quotes : Seberhasil apapun kita, sepintar apapun kita, secerdas apapun kita, jika tak mampu membahagiakan orang tua, kita bukanlah apa-apa. Karena Ridha Allah SWT adalah Ridha orang tua kita. Berbuat baiklah kepada mereka. -–Iqbal Fahrezi--

Quotes Coffee Break






Wednesday, 26 April 2017

KEPUTUS ASAAN DALAM HIDUP



Berbicara tentang putus asa, tak jauh kaitannya dengan prinsip. Prinsip merupakan pegangan kamu dalam hidup yang membuat kamu tetap menjadi diri sendiri dengan apapun yang kamu miliki. Dalam kehidupan sehari-hari kamu sering menegakkan prinsip kamu pada suatu bidang atau pada suatu pekerjaan yang sedang kamu geluti sehingga kamu dapat mengetahui apa tujuan utama kamu dalam menggeluti kerjaan tersebut. Namun di samping itu kamu pasti sering merasakan kecewa bahkan tidak puas dari seseuatu yang sedang kamu jalani seperti sekolah, kuliah, kerja dan lain sebagainya. Bahkan tidak jarang ketika kamu telah mempunyai cita-cita, di pertengahan jalan kamu tiba-tiba merasa tidak semangat lagi, putus asa, mulai bosan bahkan kamu cenderung akhirnya menyerah dari kesibukan tersebut. Jika kamu benar-benar menyerah dari kejenuhan yang kamu rasakan dan menjadikan itu sebagai keluhan kamu, ini adalah sepenggal tulisan yang mungkin bisa mengobati keputus asaan yang sedang kamu alami. 

Tulisan ini terinspirasi dari diri saya sendiri yang sering sekali mengalami putus asa, ingin menyerah ketika saya mersasakan kejenuhan dalam menjalani aktvitas saya. Saya juga sama seperti teman-teman, saya manusia biasa dimana saya juga pernah mengalami gejolak-gejolak naik turun dalam kehidupan saya. Apakah kamu pernah merasakan di suatu keadaan, dimana kamu selalu dihadapkan oleh cobaan-cobaan yang tidak pernah kamu duga sehingga kamu patah semangat? Atau mungkin kamu pernah gak kurang dihargai oleh orang lain ketika kamu sudah melakukan hal sebaik mungkin dan semaksimal mungkin? Kamu sudah berusaha dan mempunyai cita-cita besar namun akhirnya semangat itu ternodai akibat kamu yang kurang dihargai oleh orang lain kemudian masalah yang datang bertubi-tubi dan akhirnya kamu putus asa dan pergi meninggalkan apa yang sebenarnya sudah pantas untuk kamu jalani dan kamu tekuni. 

Jika kamu pernah merasakan hal tersebut kamu pasti sama dengan mereka yang merasakan hal yang sama juga namun yang membedakan kamu dengan orang lain adalah bagaimana diri kamu mengobati putus asa yang sebenarnya merupakan penyakit jiwa bagi diri kamu sendiri. Kenapa saya mengatakan putus asa adalah penyakit jiwa? Tidak semua penyakit jiwa itu diidentik dengan orang yang suka tidak mengenakan pakaian dan gila di luar sana. Itu sudah terlalu parah. Namun sebelum mereka menjadi seperti itu, mereka sudah lebih dulu mengalami putus asa, keterpurukan sehingga mengakibatkan dirinya menjadi seperti itu hanya saja mereka tidak tau bagaiman cara mengobatinya.

Ada 1 hal yang bisa kamu lakukan seandainya kamu merasakan putus asa dalam suatu pekerjaan dan kehidupan yang sedang kamu jalani. Obatnya adalah kamu harus memiliki sebuah tujuan yang jelas. Kita ambil contoh dari blog Coffee Break. Seperti yang saya katakan sebelumnya, saya pernah berada pada keadaan dimana saya merasa putus asa, salah satunya ketika saya mengalami kebuntuan memikirkan ide dalam menulis artikel saya dan beberapa permasalahan lainnya sehingga menghambat saya untuk menulis kembali. Namun saya berasumsi mungkin ini adalah ujian tentang seserius apa saya menggeluti bidang ini. Akhirnya saya berpikir bahwa seseuatu hal yang membuat kita muak, bosan, putus asa, tidak akan berarti apa-apa jika kita tau apa visi dan misi kesibukan yang sedang kita geluti dengan jelas. Kamu mungkin tidak tau apa visi dan misi kamu menjalani kesibukan kamu, kuliah kamu, atau kerja kamu sehingga kamu mudah sekali merasakan putus asa. Apa visi dan misi dari karir kamu? Apa visi dan misi yang kamu tanamkan dalam hidup kamu. Bahasa mudah dari visi dan misi adalah apa tujuan kamu dalam mengerjakan segala hal buat diri kamu sendiri maupun orang lain. Ketika saya merasakan putus asa, muak, bosan, jenuh ketika saya menulis artikel, saya berpikir apa visi dan misi saya di Coffee Break? Apakah untuk mencari teman? Bukan. Apakah untuk mencari popularitas? Juga bukan. Lantas apa visi dan misi saya? Saya mencoba berdiskusi dengan diri saya sehingga saya menemukan visi dan misi saya dalam Coffee Break adalah untuk memotivasi dan menginspiriasi para pembaca dengan artikel-artikel inspiratif yang saya buat dan kemampuan yang diberikan Allah Ta’ala kepada saya. Dari situ saya sadar bahwa segala hal yang terjadi itu tidak penting selama Allah masih mengizinkan saya untuk memotivasi teman-teman melalui tulisan saya.

Nah sekarang bagaimana dengan kamu yang sedang lelah menghadapi kerjaan kamu, kamu yang tadi sedang lelah menghadapi karir kamu, kamu yang tadinya sudah putus asa mengejar cita-cita kamu. Apa visi misi kamu dalam pekerjaan kamu? Apa tujuan pekerjaan kamu bagi dirimu dan orang lain? Jika kamu masih sulit untuk menjawabnya sudah pasti kamu akan jenuh dengan hal yang sedang kamu tekuni. Artinya kamu akan mudah putus asa jika kamu tidak tau apa visi misi pekerjaan kamu, kuliah kamu dan lain-lain.

Mulai sekarang cobalah tanyakan pada diri kamu sendiri, apakah pekerjaan yang kamu tekuni, kuliah yang sedang kamu jalani saat ini adalah benar-benar datang dari hati kamu sendiri atau kerjaan dan kuliah yang kamu jalani saat ini kamu pilih karena kamu tidak berani mengambil pilihan lain? Kemudian coba kamu tanyakan pada diri kamu sendiri apa yang bisa kamu lakukan dalam pekerjaan atau kuliah kamu yang bermanfaat bagi dirimu dan orang lain? Dan yang terakhir, tanyakan pada diri kamu sendiri apa tujuan akhir dari kesibukan yang sedang kamu tekuni saat ini. Jika kamu bisa menjawabnya dengan hati kamu, dan menjawabnya dengan baik, maka kamu akan tau apa visi dan misi kamu dalam menggeluti kesibukan yang kamu jalani saat ini. 

Quotes:
Berhentilah mengkeluh. Temukan tujuan hidup kamu. Tidak akan ada orang yang bisa menghina kamu, tidak akan ada orang yang bisa menghentikan kamu jika kamu memiliki visi dan misi yang jelas dalam kehidupan kamu. (Iqbal Fahrezi)


Monday, 24 April 2017

WRITER’S BLOCK “ Musuh Para Penulis”



Musuh terbesar seorang penulis adalah writer’s block. Dimana ia akan merasakan sesuatu hal yang hilang dan tidak dapat menuliskan ide-idenya ke dalam suatu tulisan, itulah writer’s block. Seorang penulis yang awalnya giat menciptakan tulisan melalui ide-ide barunya, akan tiba saat dimana otak seorang penulis menjadi jenuh, bosan, ingin meninggalkan hobi menulisnya bahkan bermalas-malasan. Sering sekali penulis berada pada posisi dimana pikirannya menjadi buntu, otak terasa kaku, seolah ada yang menghalangi keluarnya gagasan dan ide dari pikiran kita. Tak satu pun kata, apalagi kalimat atau pun paragraf yang mampu dihasilkan oleh sang penulis. Banyak penulis mengalaminya, mulai dari penulis pemula sampai penulis profesional. Bagi penulis pemula, writer’s block dapat menjadi kendala yang membuatnya merasa tidak mempunyai bakat hingga akhirnya berhenti menulis. Namun, penulis profesional dengan cepat mengidentifikasi penyebab terjadinya writer’s block dan menemukan solusinya.


Sebenarnya, writer’s block ini akan muncul pada 2 kondisi kemungkinan. 
Yang pertama, Writer’s Block bisa muncul akibat kita terlalu sering berusaha memaksakan diri untuk mencoba berpikir dan mengembangkan ide-ide baru pada suatu tulisan. Kita terlalu memaksakan diri untuk memikirkan nuansa yang baru di dalam tulisan kita tanpa mencari dan menggali ide-ide baru dari orang lain. Kemungkinan yang kedua adalah kita kurang serius menekuni hobi menulis kita. Kita terlalu banyak lalai dan terlalu santai sehingga menulis bukan lagi menjadi suatu hobi yang sering kita lakukan. Pada saat-saat tersebut penyakit Writer’s Block akan melkamu otak kiri dan otak kanan kita sehingga kita mengalami kesulitan untuk memulai membuat tulisan yang baru. 

Bagi kita penulis pemula yang sering mengalami Writer’s Block, jika terlalu lama berada di depan komputer, memaksa berpikir dan menuangkan gagasan ke dalam tulisan, membuat otak menjadi lelah. Jika sudah begitu, sebaiknya Kamu tidak memaksakan diri untuk menulis di depan komputer. Pergilah keluar, cari udara segar. 

Kita juga dapat sewaktu-waktu pergi ke Kafe lalu menulis di sana. Saat ini ada banyak kafe yang dengan sengaja menambah kenyamanan bagi konsumennya, bukan hanya untuk makan dan minum, melainkan juga untuk bekerja dan mencari inspirasi. Mereka menyediakan layanan internet gratis, walaupun sebenarnya tidak gratis, karena kita harus membeli makanan atau minuman mereka. Cara ini memang membutuhkan biaya ekstra. Karena itu, saya tidak menyarankan Kamu melakukannya setiap hari. Cukup sekali-sekali saja kamu melakukannya demi menciptakan ruang kenyamanan yang berbeda.

Setiap penulis mempunyai waktu terbaiknya untuk menulis. Tentu, waktu itu berbeda antara seorang penulis dengan penulis lainnya. Kamu dapat mempelajari kapan kamu merasa lebih lancar menuangkan ide ke dalam tulisan, misalnya, pagi hari, siang hari atau malam hari. Berdasarkan pengalaman, waktu terbaik saya menulis adalah malam hari, beberapa saat setelah semua orang sudah tidur, saat itu juga pikiran saya mulai menggali ide baru. Pelajari waktu terbaik kamu dalam menulis, dan menulislah secara rutin pada waktu itu.

Mulai sekarang, jika kita ingin menggeluti dunia menulis janganlah setengah hati. Writer’s Block bukan lagi menjadi masalah jika kita sudah biasa menghadapinya dan sudah paham solusinya. Menggeluti suatu bidang harus dengan keyakinan dan sepenuh hati. Jika kita serius pada satu bidang cobalah untuk terus menggelutinya. Sehingga nanti pada saat kita merasakan gagal dari usaha kita, kita pasti berusaha mencari celah untuk tidak ingin kalah dengan keadaan yang dapat membuat kita putus asa dan malas. 

Cobalah sesuatu yang baru demi menciptkan jati diri yang baru. Writer’s block bukan hal yang menakutkan jika kita tahu cara mengatasinya. Mudah-mudahan beberapa trik di atas dapat membantu meningkatkan produktivitas kita sebagai penulis. Selamat menulis! 

Quotes :
Jangan takut untuk mencoba hal baru yang dapat membangun kreativitas dirimu. Kamu adalah dirimu sendiri. Hanya kamu yang dapat mengatasi segala hal yang membuat dirimu lemah. Janganlah jadi seperti tanah liat yang dapat diubah bentuknya oleh siapa saja. Namun jadilah setangguh batu yang tetap pada bentuknya dan tetap pada prinsipnya untuk tidak takut pecah. (Iqbal Fahrezi)